Raja Juli Antoni

Pendapat Raja Juli Antoni Terakit PPATK, Lebih Baik Dibuka UNtuk Umum! – PPATK atau Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan mengungkapkan terdapat sebuah transaksi yang terus mengembang yang dilakukan oleh para peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

Sekjen PSI

Mengetahui hal tersebut, Raja Juli Antoni selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengharapkan kepada pihak PPATKuntuk menjelaskan temuannya tersebut yang mana terdapat sebuah transaksi yang mencurigakan. 

Bahkan, terkait dengan adanya transaksi dari luar Negeri yang juga terus mengalir ke rekening bendahara hampir seluruh partai politik jelang Pemilu 2024 ini. Kecurigaan seperti ini diharapkan tidak dipendam atau lebih baik untuk diberitakan secara umum untuk mencegar praduga yang akan terus menimbulkan konflik.

“Justru, kami telah meminta kepada pihak PPATKuntuk membuka laporan tersebut, bahkan saya juga mendengar katanya terdapat uang mencapai ratusan miliar yang sudah masuk ke rekening bendahara umum partai,” ungkap Raja Juli, Minggu (14/01/2024).

Pendapat Raja Juli Antoni Terakit PPATK

Dengan disampaikannya secara umum temuan tersebut dengan jelas, maka Raja Juli berharap nantinya tidak ada lagi konflik atau tuduh-tuduhan.

“Alangkah baiknya jika temuan tersebut disampaikan dengan terbuka kepada publik supaya lebih transparan, atau juga bisa menggunakan mekanisme procedur yang sudah ada selagi masih memiliki waktu, sejumlah partai yang bersangkutan nantinya juga bisa mempertanggungjawabkan tindakan tersebut kepada publik,” tambahnya kemudian.

Diketahui sebelumnya, PPATK telah mengungkapkan temuan transaksi yang terus meningkat tersebut untuk mencegah adanya isu negative jelang Pemilu 2024 mendatang. Selain meningkat, transaksi tersebut juga dinilai tak sesuai dengan profil dan bahkan sudah berada di luar dari kebiasaan.

“Mengenai transaksi yang telah kami buka statistiknya, dapat dilihat bahwa indikatornya merupakan nama pihak dan juga profil transaksinya it uterus mengalami peningkatan dengan cukup signifikan dalam waktu yang sempit dan itu tentu berada di luar kebiasaan atau profile dari yang bersangkutan,” ujar Nasir Kongah selaku Kepala Biro Humas PPTAK kepada awak media pada hari Sabtu (13/01/2024) kemarin.

Baca Juga :  Google Merilis Google Bard: Chatbot AI Berbasis Language Model

Baca Juga : Ancaman Tembak Capres Nomor Urut 1, Anies Baswedan Harap Pelaku Dapat Pembinaan!

Akan tetapi, Natsir juga tak ingin membocorkan identitas peserta Pemilu 2024 tersebut. Namun yang sudah dapat dipastikan bahwa orang atau pelaku tersebut merupakan salah satu peserta Pemilu 2024.

“Kita disini juga terus dan tetap mendukung asa praduka tidak bersalah, maka dari itu pihak PPATK menyerahkan masalah ini kepada Bawaslu (Badan Pengawas Pemiilihan Umum) untuk mengatasi informasi yang telah kami sampaikan. Mengingat pelaku transaksi ini juga merupakan pihak yang telah disampaikan oleh pihak KPU kepada PPTAK,” terang Natsir.

Natsir mengungkapkan bahwa pihaknya kini telah menyampaikan temuannya tersebut kepada Bawaslu. Natsir juga memastikan bahwa laporan yang telah ia sampaikan kepada Bawaslu tersebut menjadi bagian dari tugas PPATK dalam memberikan dukungan terhadap Pemilu yang adil, jujur, dan bersih.

Natsir menekankan bahwa pihak PPATK ini tidak masuk dalam politik praktis.

“Kami tidak akan mengarahkan kepada substansi politiknya, tetapi kami lebih fokus kepada upaya pencegahan dan juga pemberantasan tindak pidana money laundry (pencucian uang), pendanaan terhadap tindak terorisme yang berpotensi juga ada pada kontestasi politik mendatang,” tambah Natsir.

Natsir menilai bahwa apa yang telah ia sampaikan bersifat agregat, umum, dan juga merupakan indikasi yang sesuai dengan statistik berdasarkan data pelaporan yang telah masuk ke PPATK dari pelapor.

“Belum ada sejumlah nama yang cukup spesifik karena itu memang telah dilindungi oleh Undang-undang terkait dengan prinsip-prinsip kerahasiaan transaksi,” pungkasnya kemudian.

Pihak PPATK sendiri telah melakukan penelusuran terhadap dana yang mencapai trilian tersebut menjadi sebuah transaksi yang mencurigakan jelang Pemilu 2024. Temuan tersebut menjadi sebuah akumulasi dari transaksi yang telah dilakukan oleh 100 Caleg (Calon legislative) yang saat ini telah mencapai Rp.51 Triliun.

Baca Juga :  Tanggapan Projo Terkait Jokowi Mendapat Serangan dari PDIP, Itu Sebuah Strategi Usang Demi Pilkada!

Ivan Yustiavandana selaku Kepala PPATK mengungkapkan dan mengkaji jumlah data calon tetap alias DCT. Beberapa diantaranya telah terindikasi melakukan transaksi yang mencurigakan.

“Untuk saat ini kami telah ambil yang masuk dalam 100 tersebesar, dari 100 DCT tersebut nilainya mencapai sekitar RP. 51 Triliun,” terang Ivan Yustiavandana ketika berada dalam Konferensi pers yang berlangsung di kantor PPATK , Jakarta, pada hari Rabu (10/01/2024) kemarin.

Disamping itu, untuk kategori yang lainnya masih terdapat peningkatan setoran dana yang telah dilakukan oelh Caleg Pemilu 2024 ini. Masih berada dalam specimen 100 Caleg, PPATK telah mencatat akumulasi transaksinya tersebut mencapai angka Rp.21,7 Triliun.

Ivan Yustiavandana menekankan bahwa ini menghitung transaksi dari 100 transaksi terbesar dari seluruh caleg.

“Untuk penarikannya sendiri kami telah melihat juga terdapat 100 DCT yang telah melakukan penarikan uang mencapai Rp.34 Triliun,” tegas Ivan Yustiavandana.

Ivan juga menjelaskan bahwa PPTAK telah melihat secara fokus terhadap laporan transaksi keuangan yang mencurigakan tersebut. Hal ini merujuk pada pihak pelapor yang telah mencurigai transaksi tersebut patut diduga berkaitan dengan tindak pidana tertentu.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *